(nutrisi)
Harris Hadinata, Raymond Tampubolon
DIET. Itulah salah satu cara paling umum untuk mencapai tubuh yang sehat bugar dengan berat ideal. Diet yang paling banyak dikenal masyarakat adalah mengurangi porsi makan atau berpantang menyantap makanan tertentu. Misalnya, berpantang makan cokelat, steak, atau makanan berlemak lainnya.
Namun, banyak orang gagal melakukan diet macam ini. Pasalnya, mereka tak kuat menahan godaan untuk tak melahap makanan kesayangannya itu.
Nah, salah satu cara berdiet dengan metode lain yang sudah lumayan terkenal di masyarakat kita adalah metode food combining.
Berbeda dengan diet biasa, dalam food combining, orang tetap bisa menyantap makanan kesukaannya. Cuma, pola makannya yang diatur. “Pola makannya disesuaikan mekanisme kerja tubuh manusia,” terang Ali Khomsan, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dalam metode food combining, setiap hari tubuh manusia melalui tiga siklus proses pencernaan. Yakni: siklus pencernaan yang berlangsung siang sampai malam hari, siklus penyerapan yang berlangsung malam hari sampai subuh, dan siklus pembuangan yang terjadi pagi sampai siang hari.
Nah, dalam metode food combining, orang harus mengkonsumsi makanan sesuai siklus pencernaan yang saat itu terjadi. Tujuannya agar tubuh bisa melakukan proses pencernaan dengan baik plus pemakaian energi dalam tubuh akan lebih efisien.
Tidak semua makanan bisa dimakan bersamaan
Selain itu, food combining juga dilakukan dengan memperhatikan kombinasi makanan yang dikonsumsi. “Jadi, mengatur kombinasi makanannya, jenis makanannya apa, dan kapan makanan itu lebih cocok dimakan. Itu yang diatur,” papar Andang Widhawari Gunawan, konsultan gizi kesehatan alami yang juga penganjur food combining di Indonesia.
Dalam food combining, tidak semua makanan bisa dimakan bersamaan, walau makanan itu memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. “Ada beberapa makanan yang kalau kita konsumsi bersama-sama itu malah kita tidak mendapat manfaat gizinya secara optimal,” tutur Andang.
Hal itu terkait enzim yang dihasilkan makanan tersebut saat dicerna tubuh. Fungsi dan kerja enzim tersebut berbedabeda, sehingga ketika dikonsumsi bersamaan, akan saling mempengaruhi dan menyebabkan fungsi enzim itu tidak optimal. Asal tahu saja, setiap enzim membutuhkan tingkat keasamaan yang berbeda untuk bisa berfungsi optimal. Karena itu, setiap orang yang melakukan food combining harus mengatur jadwal makannya sebaik mungkin. Kalau jadwal makan terlalu mepet, akibatnya makanan yang baru masuk di saat sisa makanan yang sebelumnya belum lagi selesai dicerna tubuh. Akibatnya, zat-zat gizi yang dihasilkan tidak akan terserap sempurna oleh tubuh.
Ujung-ujungnya, “Otak akan membaca tidak ada zat gizi yang diserap, dan efeknya sebentar kemudian kita akan lapar lagi,” papar Andang. Inilah yang membuat banyak orang gagal melakukan diet.
Lalu, apa keunggulan food combining ketimbang metode lain? Menurut para penganjur metode ini, setidaknya ada empat keunggulan food combining:
Pertama, mengoptimalkan asupan dan penyerapan zat gizi. Kedua, mengoptimalkan fungsi pencernaan, karena makanan yang dikonsumsi sesuai tingkat keasaman tubuh. Ketiga, tidak perlu berpantang atau membatasi porsi makan. Hanya saja, tetap perlu diingat, tidak boleh mengkonsumsi makanan sampai berlebihan. Keempat, food combining bisa mencegah gangguan pencernaan. Bahkan, “Food combining diklaim cukup efektif untuk mencegah berbagai penyakit,” sebut Ali. Konon, food combining bisa mencegah penyakit lever, serangan jantung, maupun kolesterol tinggi.
dari : [mycurious]
No comments:
Post a Comment